74 Keluarga Pejabat Sulsel Jadi Caleg

Thursday 9 October 2008


Sedikitnya 70 orang dari sejumlah keluarga pejabat yang tersebar di 23 kab/kota Provinsi Sulsel menjadi bakal calon legislatif (caleg) pada Pemilu 2009 mendatang.

Berdasarkan data yang dilansir Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Sulsel, jumlah bakal caleg yang memiliki unsur kekerabatan dengan pejabat tersebut sebanyak 15 Kab/Kota diantaranya Makassar, Gowa, Wajo, Bulukumba, Bone, dan Soppeng, Pangkep, dan Takalar.

Jumlah tersebut berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Sulsel. Organisasi KMS Sulsel merupakan gabungan dari lima lembaga swadaya masyarakat yakni Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK-ORNOP) Sulsel, Komite Pemantau Legislatif Sulawesi, Transparansi Internasional Indonesia (TII) Sulsel, Pendidikan Rakyat Anti Korupsi (PeRAK) Sulsel, Studi Kebijakan dan Reformasi Hukum (SKRUM) Sulsel, dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel.

Anggota KMS Sulsel Siswan mencontohkan, bakal caleg yang memiliki keluarga pejabat di Makassar dan Gowa antara lain Haris Yasin Limpo, A Randi Patabai, Adnan Purichta YL, Tita SYL, dan Dewi Yasin Limpo, Danu, dan Tenriolle Yasin Limpo.

Begitupun di Kabupaten Wajo dan Bone. Di dua daerah tersebut, keluarga bakal caleg dari pejabat daerah setempat didominasi dari keluarga Andi Asmidin yang tak lain adalah calon incumbent di Kabupaten Wajo dan keluarga Bupati Bone, Idris Galigo.

“Dari 15 Kab/kota itu, jumlah keluarga yang memiliki unsur keluarga dengan pejabat tersebar secara merata. Keluarga pejabat yang kami maksud itu terdiri dari istri, anak, adik, sepupu, besan, dan sepupu,” ucap aktivis Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK-ORNOP) Sulsel ini saat memberikan konferensi pers di Warkop Dg Anas, kemarin.

KMS Sulsel mensinyalir, pengaruh pejabat dalam menentukan keluarganya yang maju dalam Pemilu 2009 juga sangat besar. Betapa tidak, pejabat semacam kepala daerah dapat menginstruksikan kepada aparatnya semisal camat untuk mencari suara agar dapat meloloskan keluarganya menjadi legislator.

Jika nantinya para caleg yang memiliki ikatan keluarga pejabat tersebut duduk diparlemen, kata Siswan, maka diprediksikan akan terjadi sistem oligarki demokrasi atau kembali ke zaman orde baru dimana akan merugikan rakyat karena fungsi dan peran kelembagaan kurang berkualitas.

“Apakah etis seorang istri pejabat yang nantinya duduk sebagai wakil rakyat dapat mengawasi kinerja pimpinan pemerintahan yang tak lain adalah suaminya sendiri. Nah, yang terjadi pasti kebimbangan sehingga kami khawatirkan fungsi pengawasan legislatif akan semakin lemah karena terpolarisasi akan kepentingan keluarga atau kekerabatan,” ucapnya yang diamini lima anggota lainnya yakni Herman, M Asram Jaya, Muhammad Taufik, Muhammad Haikal, dan Muh Ramli.

M Asram Jaya menambahkan, selain fungsi kontrol yang kian melemah, fenomena istri pejabat yang maju sebagai caleg memunculkan potensi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta merusak tatanan pemerintahan. Selain itu, kondisi tersebut menyimpulkan bahwa partai politik tidak melakukan pengkaderan dalam menentukan figur yang memiliki kompetensi, integritas atau track record yang baik, dan etis.

Masyarakat Diimbau Kritis

Kendati demikian, KMS Sulsel menandaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak melakukan penjegalan kepada para calon legislator tersebut. Sebab, semua warga negara berhak untuk dipilih atau memilih. Namun, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih kritis dalam menentukan wakilnya untuk duduk di parlemen.

“Kami mengimbau kepada masyarakat pemilih untuk lebih selektif dalam memilih calonnya. Sikap kritis yang dimaksud yakni apakah etis atau tidak keluarga pejabat dapat menjalankan fungsinya,” harap Herman.

Dia menambahkan, masyarakat dapat juga melihat dari sisi kompetensi dalam artian kemampuan untuk mampu menjalankan amanah dalam kelembagaan pemerintah baik legislatif maupun eksekutif dalam menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih.

0 komentar:

 
© Copyright 2010-2011 I'Mpossible All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.