Ciptakan Ruang Keluarga

Saturday 27 June 2009


MAKASSAR menuju kota dunia laiknya membangun sebuah rumah. Ada pondasi, dinding, atap, dan halaman sebagai ruang hijau. Semua itu diibaratkan infrastruktur untuk menyita perhatian.

Jika rumah tersebut telah rampung, tentunya ada yang disebut dengan sang pemilik rumah. Penghuni rumah pasti memiliki berbagai macam karakter yang dibungkus dengan sebuah jalinan kekeluargaan dan kekerabatan. Seperti itulah gagasan lahirnya Makassar sebagai living room dalam menuju kota dunia. Berbagai macam suku dan latar belakang yang berbeda berkumpul di Makassar dengan suasana yang harmonis dan dinamis.

“Kami terus mencoba menggeser dan menghilangkan stigma masyarakat yang ada di luar bahwa Makassar itu kota yang identik dengan kekerasan yang berdampak pada kenyamanan dengan cara membuat pola hidup masyarakat lebih dinamis.

Dinamis dalam artian dengan membuat aktifitas yang positif,” papar Kepala Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar Suwiknyo. Pembuktian mengubah stigma tersebut cukup terbukti. Dalam empat tahun terakhir ini,nilai investasi Kota Makassar menembus angka Rp10 triliun.Angka investasi tersebut bisa dikata angka yang sangat fantastis.

Nilai investasi yang ditanamkan tersebut seiring dengan visi misi Kota Makassar sebagai salah satu kota jasa dan perdagangan. Kehadiran pusat-pusat perbelanjaan terus menambah pundi-pundi investasi tanpa menafikan pembangunan dan penataan sejumlah pasar tradisional yang dijadwalkan terealisasi pada tahun ini.

Bandara Sultan Hasanuddin berkelas internasional yang diresmikan pada 2008 lalu dengan jumlah penerbangan 138 per hari dipastikan membuat Makassar bukan lagi dijuluki sebagai ‘lokasi transit’ di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Suwiknyo memprediksikan jumlah pengunjung dan perputaran uang di Kota Makassar dalam dua tahun ke depan terus bertambah seiring dengan perluasan Pelabuhan Soekarno- Hatta yang juga berskala internsional. “Kehadiran Trans Studio Makassar yang rampung dalam dua tahun ini dapat menarik perhatian masyarakat menuju Makassar dengan jumlah sekitar 4 juta per tahunnya.

Itu belum termasuk pembangunan kawasan Center Point of Indonesia,”papar Suwiknyo. Trans Studio Resort Makassar adalah kawasan wisata terpadu di Makassar.Trans Studio dibangun di atas lahan seluas 12,7 hektare (ha) dengan investasi mencapai Rp1 triliun. Fasilitas yang dibangun di antaranya pusat perbelanjaan yang meliputi Trans Walk dan Trans Rodeo Drive, kemudian Trans Studio,Trans Hotel.

Inilah taman hiburan indoor terbesar di kawasan Asia Tenggara. Center Poinf of Indonesia merupakan kawasan publik (public space) yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel yang lokasinya tak jauh dengan Trans Studio Resort Makassar. Dalam kawasan ini, nanti akan dibangun 11 sarana publik, antara lain plaza, istana presiden, diplomatic village, waterway parade, balai rakyat, dan tugu 1.000 pahlawan Indonesia.

Pembangunan kawasan tersebut berada di lahan reklamasi seluas 150 ha dengan taksiran dana Rp500 miliar. Tanda-tanda masa depan Makassar menuju kota dunia di mata Konsultan Perencana Tata Ruang Makassar Danny Pomanto, juga terlihat dengan kian menguatnya struktur ekonomi yang berbasis ‘orang masuk’ sekitar 67%.

Begitupun dengan pembangunan wilayah yang sangat agresif di mana tahun 2006 lalu sebanyak 51% lahan yang belum terbangun, sedangkan pada 2008 lahan tersisa seluas 48%. “Selain hal di atas, juga terlihat pada pembangunan trigger Trans Studio dan Center Point of Indonesia dan menjadi contoh revitalisasi kawasan secara nasional berstandar global seperti Losari,” urai Danny.

0 komentar:

 
© Copyright 2010-2011 I'Mpossible All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.